Ada banyak goa di wilayah Kabupaten Pangandaran.
Di antaranya adalah Goa Lanang dan Goa Panggung yang berada di Taman Wisata Alam (TWA) Pangandaran.
Goa Lanang, arti Lanang ini dari bahasa Jawa yang artinya laki-laki karena ada batu yang berbentuk seperti laki-laki yang sedang duduk.
Hal itu disampaikan Kuswanto Aditama satu pemandu wisata lokal di Kabupaten Pangandaran.
"Mungkin, pertama kali ditemukan oleh orang Jawa. Karena, kebetulan sejak dulu di Pangandaran ini blasteran Jawa Sunda. Jadi, batu itu dinamakan Lanang yang artinya laki-laki," ujar Kuswanto kepada Tribunjabar.id beberapa hari lalu.
Untuk cerita mitosnya di goa tersebut, tentu pasti ada. Karena, kembali pada keyakinan diri sendiri bahwa memang ada alam ghaib.
"Kalau misalkan untuk kesugihan atau apapun itu tetap kembali kepada dirinya masing-masing," katanya.
Kemudian Goa Panggung, dinamakan Goa Panggung karena ada semacam panggung dan di lokasi itu ada petilasan yang dibuat seperti makam.
"Tapi, itu bukan makan asli. Itu, hanya petilasan eyang jaga lautan yang dulunya itu pekerjaan dia sehari-harinya memancing ikan di sekitar Goa Panggung tersebut," ucap Kuswanto.
Sementara eyang jaga lautan ini memiliki tujuh istri yang pada suatu saat ketujuh istrinya ini tidak akur (tidak rukun).
Kemudian eyang jaga laut ini pergi mancing di sekitar Goa Panggung sambil kalau istilah jaman dulu itu disebut tirakat (semedi).
Dan dia (eyang jaga lautan), mendapatkan ikan tapel yang kalau sekarang hidupnya biasa bersama ikan besar dan selalu mengikuti ikan-ikan besar.
"Konon, ikan tapel itu dibawa pulang dan dimakan bersama tujuh istrinya dan ternyata bisa akur kembali. Maka, eyang jaga lautan ini juga terkenal dengan nama kiai pancing benar," ujarnya.
Bahkan, sekarang banyak yang ingin mendapatkan ikan tapel karena keyakinan dengan cerita eyang jaga lautan.
"Tapi kan susah karena ikan tapel ini hidupnya bersama ikan-ikan besar. Kalau sedang kemarau panjang, ada ikan - ikan besar yang ke pinggir," kata Kuswanto.
Jadi, di saat kemarau panjang itu banyak yang mencari ikan tapel tersebut. Karena, dipercayainya bisa merukunkan sebuah keluarga.
Saat ini, dua goa tersebut selalu dirawat oleh satu pemandu wisata yang biasa disebut juru pelihara.
Juru pelihara ini selalu merawat Goa tersebut mulai dari kebersihannya, pandalisme.
"Yang paling diperhatikan itu dari sisi pandalisme. Karena, kadang ada yang jahil mencoret coret batu yang berada di Goa. Tentu, kita dibantu oleh pihak KSDA Resort Pangandaran," ujarnya.
0 komentar:
Posting Komentar